Edukasi Psikologi

Siapa Bilang Depresi itu Tanda Kurang Iman? Ini Pandangan Islam yang Bikin Lega

×

Siapa Bilang Depresi itu Tanda Kurang Iman? Ini Pandangan Islam yang Bikin Lega

Sebarkan artikel ini
Sumber gambar: Pinterest.com, diakses pada 03 Mei 2025

“Dan sungguh, Kami akan menguji kamu dengan sedikit rasa takut, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” – (QS. Al-Baqarah: 155)

Kecemasan, Depresi, dan Burnout itu Nyata – Bukan Kurang Iman

Banyak dari kita yang masih terjebak pada stigma lama: kalau sedang cemas, depresi, atau burnout, itu artinya kurang ibadah, kurang bersyukur, atau kurang dekat dengan Allah. Tapi, benarkah sesederhana itu?

Kesehatan mental adalah bagian dari kesehatan secara keseluruhan. WHO menyatakan bahwa satu dari delapan orang di dunia mengalami gangguan mental (WHO, 2022). Di Indonesia UNICEF (2021) mencatat bahwa 57% anak muda pernah merasa sangat cemas atau putus asa selama lebih dari dua minggu berturut-turut. Sementara itu, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, sekitar 6% dari penduduk berusia 15 tahun ke atas mengalami gangguan mental emosional, terutama kecemasan dan depresi.

Anak muda menjadi kelompok paling rentan, apalagi di era digital dengan tekanan sosial media, tuntutan karier, dan ketidakpastian masa depan. Belum lagi fenomena “hustle culture” yang memaksa kita terus produktif, hingga sering berujung pada burnout, kondisi kelelahan fisik, mental dan emosional yang parah.

Apa itu Kecemasan, Depresi, dan Burnout?

  • Kecemasan (Anxiety) adalah reaksi tubuh terhadap stres yang berlebihan, yang bisa membuat jantung berdebar, pikiran kacau, hingga sulit tidur
  • Depresi adalah kondisi mental serius yang ditandai dengan kesedihan mendalam, hilangnya minat, merasa tidak berharga, dan bisa berlangsung berminggu-minggu hingga bertahun-tahun
  • Burnout lebih umum terjadi di kalangan pelajar dan pekerja: rasa lelah ekstrem, munculnya sikap cuek atau muak terhadap tugas-tugas yang dulu dianggap penting, serta perasaan tidak produktif meski sudah berusaha keras.

Yang mindblowing? Otak kita bisa berubah bentuk karena stres kronis. Studi dari Yale University menemukan bahwa stres jangka panjang dapat mengecilkan bagian otak yang berfungsi untuk belajar dan mengingat, yaitu hippocampus (Shields dkk, 2016).

Perspektif Islam: Jiwa Lelah Butuh Rehat, Bukan Dihakimi

Islam memandang manusia sebagai makhluk holistik– fisik, mental, dan spiritual. Dalam Al-Qur’an, Allah menyebutkan kondisi psikologis manusia dalam berbagai bentuk:

  • Nabi Ya’qub bersedih hingga penglihatannya hilang karena kehilangan anaknya, Yusuf (QS. Yusuf: 84)
  • Maryam mengalami tekanan mental berat saat melahirkan sendiri di bawah pohon kurma (QS. Maryam: 23)
  • Nabi Muhammad SAW sendiri pernah berada dalam kondisi kesedihan mendalam dalam peristiwa ‘Aam al-Huzn (Tahun Kesedihan)

Artinya, kesedihan, kecemasan, dan lelah jiwa adalah bagian dari fitrah manusia, bukan bentuk lemahnya iman. Bahkan Nabi pun merasakannya. Islam mengajarkan bagaimana menghadapinya, bukan mengingkarinya.

Self-Healing dalam Islam

  1. Dzikir dan Doa sebagai Terapi Jiwa : Dzikir merangsang bagian otak yang berkaitan dengan ketenangan. Penelitian dari Harvard menunjukkan bahwa aktivitas spiritual seperti meditasi dan doa dapat menurunkan kadar kortisol (hormon stres) (Brewer dkk, 2011).
  2. Shalat sebagai Mindfulness Islami : Shalat lima waktu bukan hanya ibadah, tapi juga jeda harian. Ia menyelaraskan ritme kehidupan dan memberi ruang untuk bernapas di tengah kesibukan.
  3. Tawakal : Melepaskan yang Tak Bisa Kita Kontrol : Burnout sering datang karena kita ingin mengontrol segalanya. Islam mengajarkan tawakal setelah usaha maksimal, hasilnya serahkan kepada Allah. Ini adalah bentuk emotional release yang sehat.
  4. Ruang Konsultasi dalam Islam : Di masa Rasulullah SAW, para sahabat datang untuk curhat, berkonsultasi, bahkan menangis. Tradisi ini sejalan dengan konseling modern. Dalam hadis, Nabi tidak menyalahkan perasaan sahabat, tapi mendengarkan dan memberi arahan dengan empati.

Menghubungkan Iman dan Ilmu

Kesehatan mental bukanlah isu yang berdiri sendiri. Butuh sinergi antara iman, ilmu, psikologi dan support system yang sehat. Tidak masalah untuk:

  • Datang ke psikolog/psikiater
  • Minum obat jika dibutuhkan
  • Curhat ke orang yang dipercaya
  • Menangis dan mengakui kita sedang tidak baik-baik saja

Rasulullah bersabda:

Sesungguhnya Allah tidak menurunkan penyakit melainkan menurunkan juga obatnya.”

Kalau kamu sedang merasa hampa, lelah, atau tak tahu harus ke mana, ketahuilah bahwa Islam tidak pernah mengharamkan perasaan. Kita tidak seharusnya berpura-pura baik saat sebenarnya kita membutuhkan pertolongan. Menjadi kuat bukan berarti selalu bahagia. Tapi, berani mengakui luka, mencari jalan keluar, dan tetap berharap pada kasih sayang Allah yang tak pernah putus.

Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.” – QS. Az-Zumar: 53

Referensi:

  1. World Health Organization. (2022). World Mental Health Report: Transforming mental health for all. https://www.who.int/publications/i/item/9789240049338
  2. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. (2018). Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. https://www.litbang.kemkes.go.id/laporan-riset-kesehatan-dasar-riskesdas/
  3. UNICEF Indonesia. (2021). U-Report Poll on Mental Health Among Youth in Indonesia. https://indonesia.un.org/en/134004
  4. Shields, G. S., Sazma, M. A., & Yonelinas, A. P. (2016). The effects of acute stress on core executive functions: A meta-analysis and comparison with cortisol. Neuroscience & Biobehavioral Reviews, 68, 651–668. https://doi.org/10.1016/j.neubiorev.2016.06.038
  5. Brewer, J. A., et al. (2011). Mindfulness training for smoking cessation: Results from a randomized controlled trial. Drug and Alcohol Dependence, 119(1–2), 72–80. https://doi.org/10.1016/j.drugalcdep.2011.05.027
  6. Sahih al-Bukhari. Kitab al-Tibb (The Book of Medicine). Hadis nomor 5678.

Follow juga di Instagram https://www.instagram.com/andiftith?igsh=YXRvdG5iYXk0c2xi&utm_source=qr untuk konten lain seputar psikologi dan self-growth.